Seni tari kecak

 Salah satu tarian tradisional yang saya suka adalah tari kecak. Saya suka tari kecak karena tarian ini sangat sederhana dimana dalam tarian ini hanya memadukan seni dari suara-suara mulut atau teriakan-teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” serta kekompakan dari setiap penari membuat tari kecak ini sangat indah dilihat. Pertamakali saya lihat tari ini adalah waktu saya studytour ke Bali saat SMA kelas 2 dan saya langsung jatuh cinta kepada tari ini. Perpaduan gerakan serta nyanyian “cak cak ke cak cak ke” ini membuat saya tidak akan pernah mengalihkan pandangan saya.

            Kecak itu sendiri adalah pertunjukan seni khas Bali yang dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris membentuk sebuah lingkaran dan diiringi irama tertentu menyerukan “cak cak ke cak cak ke” sambil mengangkat kedua lengan dan menggerakan badannya. Tari kecak ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Tari kecak itu sendiri sering disebut tari Cak atau Api (Fire Dance). Beberapa tahun yang lalu tarian ini pernah ditarikan sekitar lima puluh ribu orang dan tercatat sebagai rekor dunia. Tidak lengkap kalau jalan-jalan ke Bali sebelum melihat tari kecak.

            Tari kecak diciptakan oleh Wayan Limbak dan Walter spies seorang pelukis dari Jerman sekitar tahun 1930. Sebenarnya tari kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapan kepada masyarakat. Dinamakan tari kecak karena ketika penari laki-laki menarikan tarian tersebut, terdengar kata cak…cak…cak dari sanalah kata kecak diambil. Tarian kecak ini hanya mengunakan teriakan “cak cak cak” yang membentuk alunan music murni dan krincingan yang diikatkan di kaki para penari.

            Perkembangan tari kecak di Bali terus mengalami perubahan dan perkembangan sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang dapat dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan. Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian yang lain dari Ramayana. Dari segi pementasan juga mengalami perkembangan diamana tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa-desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar.

Tarian kecak dari bali menceritakan sebuah legenda epos Ramayana. Epos India tersebut berkisah tentang raksasa Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Rama beserta pasukannya kemudian berusaha untuk menyelamatkan sang permaisuri. Epos ini mengandung berbagai pesan, seperti keberanian, kesetiaan pada pasangan, dan strategi dalam menghadapi musuh.

Kisah Ramayana yang dilakonkan dalam tari tradisional ini dapat mengajarkan banyak hal. Di antaranya kesetiaan Dewi Sinta sebagai istri, sikap sabar Rama dalam menghadapi cobaan, rela berkorban Jathayu bagi yang membutuhkan pertolongan. Tak hanya itu, lakon ini juga menunjukkan sikap baik hati Hanoman serta imbauan agar tidak menanam sifat serakah seperti Rahwana.

Rekor MURI dengan Penari Kecak Terbanyak

Pertunjukan Tari Kecak di Pantai Berawa pada 25 Februari 2018 lalu akhirnya berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Penampilan tersebut diperankan oleh penari sebanyak 5.555 siswa dan siswi di Kabupaten Badung, Bali.


Bukan hanya soal angkanya, raihan rekor ini juga karena Tarian khas bali ini merupakan tarian unik yang hanya dimiliki oleh Indonesia. sebelumnya, rekor penari Tari Kecak bali terbanyak ialah pada 26 September 2006 lalu dengan 5.000 penari di Tanah Lot.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni musik tradisional